Iklan

terkini

Wamen Isyana Kunjungi Ibu Hamil KEK yang Bermukim di Rumah Sempit, Tanpa Jamban dan Air Keruh

Chaidir
11 Oktober 2025, 1:40:00 PM WIB Last Updated 2025-10-11T06:40:37Z


Portalssi, Aceh Besar : Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengunjungi Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis) yang masuk ke dalam Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di pelosok Aceh. Tepatnya di Gampong Siron Blang, Kecamatan Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, Selasa (7/10/2025). 

Kunjungan Wamen Isyana itu dalam rangka pemberian bantuan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) jamban sehat hasil kerjasama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN dengan Orang Tua Asuh (OTA) Bank Syariah Indonesia (BSI).

Wamen Isyana ikut langsung meletakkan batu pertama pembangunan jamban dan sanitasi dalam program ini. Ia didampingi Direktur Institusi Masyarakat Pedesaan/Perkotaan Kemendukbangga/BKKBN, Mahyuzar, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Safrina Salim, Wakil Bupati Aceh Besar, Syukri A Jalil, perwakilan Kodam Iskandar Muda, Baitul Mal, dan perwakilan BSI.

Adalah Nurlaila (28 tahun), ibu hamil dengan kondisi KEK yang dikunjungi Wamen Isyana. Ia bersama suami dan dua anaknya tinggal di rumah yang hanya berukuran 6x4,5 meter, berdinding papan, dan tidak memiliki jamban. 

Nurlaila dalam kondisi hamil besar, sehingga sangat sulit mengakses jamban dan sumur milik bersama yang dibangun pada 2019, karena harus menuruni akses jalan yang cukup curam. Jamban umum dan sumur tersebut kedalamannya sekitar 13 meter dan menjadi sumber air bersih bagi tujuh kepala keluarga di desa tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Wamen Isyana menyampaikan edukasi langsung kepada suami Nurlaila, Syariful Anwar yang tidak lulus SMA dan hanya bekerja sebagai pedagang ikan keliling untuk memberi makanan bergizi kepada Nurlaila dan dua anaknya. 

Dengan asupan itu diharapkan  anak dan istri Syariful yang lagi hamil tumbuh sehat dan anak yang dilahirkan  terbebas dari stunting, karena mendapat asupan gizi selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

"Ibu sedang hamil, tidak lama lagi akan melahirkan, jadi bapak harus mendampingi dan memantau kesehatan ibu, juga memberi makanan bergizi kepada ibu anak," kata Isyana.

Seribu HPK adalah periode kritis dari kehamilan hingga anak berusia dua tahun, yang sangat penting untuk mencegah stunting (gagal tumbuh) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi, dan pengasuhan yang tidak tepat selama periode ini. 

Intervensi pada 1000 HPK meliputi pemenuhan gizi ibu hamil dan anak melalui ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bergizi, suplementasi vitamin dan zat besi, imunisasi lengkap, serta pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu. 

Sementara itu, untuk akses air bersih Nurlaila masih menggunakan air isi ulang untuk di konsumsi dan masak. Mengingat air dari sumur yang ada di desa tersebut keruh dan tidak layak dikonsumsi.

• Edukasi Pencegahan Stunting

Kunjungan Wamen Isyana ke tempat itu untuk mengedukasi pencegahan stunting. Wamen juga ingin memastikan masyarakat di desa ini memahami pencegahan stunting. Tidak hanya dari makanan bergizi tetapi juga dari pemilikan jamban sehat, air bersih layak konsumsi, dan  sanitasi lingkungan," kata  Isyana.

Jamban penting untuk intervensi stunting karena selain kekurangan nutrisi, sanitasi yang buruk dapat menjadi salah satu penyebab stunting melalui penyebaran penyakit infeksi yang mengganggu pencernaan dan penyerapan gizi anak dan ibu hamil.

Wamen yang juga pernah menjadi jurnalis  di salah satu stasiun  televisi swasta di tanah air juga menambahkan, quick win Genting bertujuan mencegah dan menurunkan angka stunting melalui bantuan gotong royong masyarakat. 

Program ini, jelas Isyana, melibatkan partisipasi masyarakat sebagai orang tua asuh (OTA) untuk memberikan dukungan nutrisi, edukasi, dan bantuan non-nutrisi kepada keluarga berisiko stunting, seperti ibu hamil, ibu menyusui dan baduta dari Keluarga Berisko Stunting.  

"Kunjungan kami ke desa ini juga untuk memastikan apakah program Genting berjalan atau tidak. Selain itu juga kami mengimbau ibu hamil dan anak membuang air besar di jamban," kata Isyana.

Dalam kesempatan itu Wamen Isyana mengajak semua kalangan masyarakat untuk terlibat dan bergotong royong,  dalam program Genting, sebagai orang tua asuh.

Diketahui, Provinsi Aceh pada 2025 memiliki target penanganan/intervensi  terhadap sasaran  penerima manfaat sebanyak 38.004 KRS. Untuk Kabupaten Aceh Besar 12.046 KRS, Kecamatan Cot Glie  716 KRS, dan Desa Siron Blang 46 KRS. Dari jumlah tersebut, KRS yang tidak memiliki jamban layak sebanyak 44 keluarga.(**)


Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Wamen Isyana Kunjungi Ibu Hamil KEK yang Bermukim di Rumah Sempit, Tanpa Jamban dan Air Keruh

Terkini